Babinsa Ceper Hadiri Sosialisasi Wawasan Kebangsaan Di Kelurahan Srebegan

Klaten - Babinsa Koramil 23/Ceper Kodim 0723/Klaten Serka Gunanto bersama 4 orang anggota mewakili Danramil menghadiri undangan sosialisasi wawasan kebangsaan dengan tema Membangun kerukunan antar umat beragama dan antar warga masyarakat, dengan nara sumber dari Badan Kesbangpol kab Klaten bertempat diaula balai desa Srebegan kec Ceper, (23/6//2022).

 

Baca juga: Hadapi Era Disrupsi, Kasad Tekankan Ini Pada Mahasiswa Universitas Pasundan

Sosialisasi diikuti oleh 40 orang peserta terdiri dari Camat Ceper yang diwakili Kasitrantib Kec Ceper Surono, Serka Gunanto mewakili Danramil 23/Ceper, Iptu Nyoto mewakil Kapolsek Ceper, Kepala Desa Srebegan yang diwakili Hariningsih, Tim narasumber dari badan kesbangpol Kab Klaten yang diketuai Dodi Hermanu SH, Tokoh masyarakat dan tokoh agama Desa Srebegan.

 

Baca juga: Gandeng Berbagai Pihak, Bea Cukai Kediri Gelar Sosialisasi Cukai di Jombang dan Nganjuk

Serka Gunanto selaku Babinsa Desa Srebegan mengatakan pentingnya sosialisasi Wawasan Kebangsaan di Kelurahan Srebegan dan mengingat kondisi kehidupan keagamaan masyarakat Desa Srebegan yang berbeda-beda.

 

Baca juga: Penyuluhan Gerakan Anti Korupsi Kemenkumham Jateng

 "Warga desa Srebegan sudah terbiasa hidup berdampingan antar umat beragama secara damai dalam semangat kesatuan Bhinneka Tunggal Ika, " Ujar Serka Gunanto.

 

Baca juga: Kasad Tutup Seminar Nasional ke-6 TNI Angkatan Darat

Dalam sambutannya, Kesbangpol Kab Klaten Dodi Hermanu SH menyampaikan arti pentingnya persatuan dan kesatuan bangsa di dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara.

 

Baca juga: Panik, Kelompok Separatis Teroris Papua `Serang` Yudo Margono

“Persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia pada saat ini banyak mengalami perpecahan di masyarakat akibat perbedaan sikap/pandangan politik. Salah satu penyebab utama karena pengaruh media sosial. Media sosial bisa memberikan dampak negatif juga dampak positif. Kita yang harus pandai-pandai memilah berita yang positif maupun negatif. Di akar rumput seringkali timbul konflik sosial, harus segera bisa kita selesaikan di tingkat bawah, RT/RW/Padukuhan/Kalurahan, dengan melibatkan unsur tokoh agama, tokoh masyarakat dan aparat pemerintah, jangan sampai melebar kemana-mana.” pungkas Dodi Hermanu, SH. (Red)